Minggu, 20 November 2011

Kebahagiaan yang Menular

Seorang pemuda berangkat kerja dipagi hari... Memanggil taksi, dan naik...

'Selamat pagi Pak,'...katanya menyapa sang sopir taksi terlebih dulu...
'Pagi yg cerah bukan?' sambungnya sambil tersenyum,... lalu bersenandung kecil...
Sang sopir tersenyum melihat keceriaan penumpangnya, dgn senang hati, Ia melajukan taksinya...
Sesampainya ditempat tujuan.. Pemuda itu membayar dgn selembar 20ribuan, utk argo yg hampir 15 ribu...

'Kembaliannya buat bpk saja...selamat bekerja Pak..' kata pemuda dgn senyum...
'Terima kasih...' jawab Pak sopir taksi dgn penuh syukur...

'Wah.. aku bisa sarapan dulu nih... Pikir sopir taksi itu...
Dan ia pun menuju kesebuah warung.

'Biasa Pak?' tanya si mbok warung.
'Iya biasa.. Nasi sayur... Tapi.. Pagi ini tambahkan sepotong ayam'..jawab Pak sopir dgn tersenyum.

Dan, ketika membayar nasi , di tambahkannya seribu rupiah 'Buat jajan anaknya si mbok,.. 'begitu katanya.

Dgn tambahan uang jajan seribu, pagi itu anak si mbok berangkat kesekolah dgn senyum lebih lebar.

Ia bisa membeli 2 buah roti pagi ini... Dan diberikannya pada temannya yg tdk punya bekal.

Begitulah...cerita bisa berlanjut.. Bergulir... .sprt bola salju...

Pak sopir bisa lebih bahagia hari itu...
Begitu juga keluarga si mbok...
Teman2 si anak...
keluarga mrk...
Semua tertular kebahagiaan...

Kebahagiaan, sprt juga kesusahan, bisa menular kpd siapa saja disekitar kita...

Kebahagiaan adalah sebuah pilihan...
Siapkah kita menularkan kebahagiaan hari ini??

Bisa menerima itu adalah berkah...
Tapi bisa memberi adalah anugerah....

Semoga sisa hidup kita selalu bahagia dan membuat org lain bahagia dgn keberadaan kita,

Mari selalu berbagi, semoga ada arus membahagiakan yg terus berputar, dan jgn pernah dengki dgn kebahagiaan yg dimiliki org lain, apalagi berusaha menghilangkannya

Sumber : Milis Indonesian Business Forum

Jumat, 18 November 2011

Agar Lambung Tak Lagi Nyeri

Pernahkah Anda sakit seperti ditusuk-tusuk jarum atau perih di ulu hati (persis di bawah tulang dada)? Bila ya, berarti Anda pernah mengalami nyeri lambung. Nyeri lambung adalah salah satu gejala dari sakit maag. Keluhan lambung nyeri bisa dialami bayi sampai orang tua. Cari tahu penyebab pastinya, agar bisa segera diatasi.

Gangguan fungsi atau organ? Sakit maag terdiri dari kumpulan gejala, berupa nyeri di ulu hati yang berasal dari saluran cerna bagian atas dan organ sekitar saluran cerna atas. Kadang-kadang, timbul juga rasa mual, kembung, dan bersendawa. Nyeri lambung dapat bersifat akut (bila keluhannya berlangsung kurang dari tiga bulan) atau kronik (kalau sampai lebih dari tiga bulan). Selain itu, nyeri lambung dapat dibagi menjadi:
  • Gangguan fungsi lambung. Penyebabnya, antara lain, gerakan lambung tidak bagus, kelebihan pengeluaran asam lambung, infeksi kuman, faktor psikologis (misalnya stres), dan kebiasaan makan yang salah
  • Gangguan organ lambung. Misalnya, ada luka, tumor, kanker, atau radang (kerusakan jaringan tubuh yang ditandai oleh demam dan pembengkakan) lambung yang berat sekali.
Sayangnya, kebanyakan pasien tidak punya bukti yang dapat menjelaskan gejala penyakitnya. Jadi, dokter perlu memeriksanya dengan cara melakukan peneropongan. Biasanya digunakan semacam kamera yang dimasukkan melalui mulut (pemeriksaan endoskopi). Sekurangnya 30-60% pasien yang diperiksa dengan cara ini memiliki lambung yang hampir normal. Dengan kata lain, gangguan fungsi lambung lebih sering ditemukan daripada gangguan organ lambung.

Diobati sesuai penyebab. Dalam menentukan penyebab penyakit, dokter akan melakukan langkah-langkah berikut:
  • Wawancara (anamnesis). Dengan begitu, bisa diketahui riwayat penyakit, keluhan, lamanya gangguan, kaitannya dengan makanan (salah makan atau tidak), dan adanya stres atau tidak.
  • Pemeriksaan fisik. Misalnya, pucat atau tidak (bila ya, berarti ada perdarahan), atau ada benjolan di perut atau tidak (bila ya, kemungkinan besar ada kanker).
  • Pemeriksaan penunjang, bila perlu . Misalnya, pemeriksaan laboratorium (darah dan tinja), radiologi (foto dada dan foto polos perut), endoskopi saluran cerna atas, dan ultrasonografi (USG) perut.
Setelah itu, dokter akan melakukan pengobatan sesuai penyebab. Bila ada luka, Anda diberi obat penyembuh luka. Jika stres jadi biang keladi, Anda perlu minum obat pereda stres. Kalau terjadi perdarahan, obat pengendali perdarahan yang diberikan. Bila terjadi perdarahan hebat, ada tumor, atau kanker, barulah dokter melakukan operasi.

Jangan minum sembarang obat! Sebagai catatan, kalau Anda mengalami nyeri lambung, jangan minum sembarang obat. Memang, adakalanya Anda boleh minum obat maag yang dijual bebas di pasaran. Namun, bila dalam 5-7 hari tidak ada perbaikan, atau malah timbul tanda-tanda bahaya, segera ke dokter. Bisa jadi, organ lambung Andalah yang terganggu, dan dikhawatirkan Anda menderita penyakit yang berat. Misalnya, tumor, kanker, dan sebagainya.

SUMBER: http://www.ayahbunda.co.id/Artikel/Gizi+dan+Kesehatan/Keluarga/agar.lambung.tak.lagi.nyeri/001/001/758/3

EFEK IMUNISASI PADA BAYI

Beberapa hari lalu, si iyeng abis di-imunisasi DPT. Wah, efeknya jadi demam, panas. Sempet ditawari juga, mau yang panas apa yang enggak? (kok kayak pesen minum….) Lha Saya gak ngerti, Saya jawab yang biasa aja. Ternyata setelah melihat efeknya, adhuh, kasian. Imunisasi berikutnya mau pake yang gak panas, mahal biarin. Tapi ….
Benarkah Imunisasi Justru Membuat Anak Sakit?
Imunisasi bukanlah hal baru dalam dunia kesehatan di Indonesia, namun tetap saja sampai kini banyak orangtua yang masih ragu-ragu dalam memutuskan apakah anaknya akan diimunisasi atau tidak.
Kebingungan tersebut sebenarnya cukup beralasan, banyak selentingan dan mitos yang kontroversial beredar, mulai dari alergi, autis, hingga kejang-kejang akibat diimunisasi. Namun, jika para orangtua mengetahui informasi penting sebelum imunisasi, sebenarnya risiko-risiko tersebut bisa dihindari. Apa saja yang perlu diketahui orangtua?
Banyaknya penyakit baru yang menular dan mematikan serta penyakit infeksi masih menjadi masalah di Indonesia. Selain gaya hidup sehat dan menjaga kebersihan, imunisasi merupakan cara untuk melindungi anak-anak dari bahaya penyakit menular.
Hal tersebut diungkapkan oleh Dr.Soedjatmiko, SpA(K), MSi, Ketua Divisi Tumbuh Kembang Pediatrik Sosial, FKUI, RSCM. “Vaksinasi akan meningkatkan kekebalan tubuh dan mencegah tertularnya penyakit tertentu,”katanya.
Di Indonesia, ada lima jenis imunisasi yang wajib diberikan pada anak-anak, yakni BCG, polio, campak, DTP, dan hepatitis B. Menurut badan kesehatan dunia (WHO), kelima jenis vaksin tersebut diwajibkan karena dampak dari penyakit tersebut bisa menimbulkan kematian dan kecacatan. Selain yang diwajibkan, ada pula jenis vaksin yang dianjurkan, misalnya Hib, Pneumokokus (PCV), Influenza, MMR, Tifoid, Hepatitis A, dan Varisela.
Harus Fit
Sebelum anak diimunisasi, ada beberapa kondisi yang membuat imunisasi sebaiknya ditunda, yakni saat anak sedang panas tinggi, sedang minum prednison dosis tinggi, sedang mendapat obat steroid, dalam jangka waktu 3 bulan terakhir baru mendapat transfusi darah atau suntikan imunoglobulin.
Intinya si kecil harus dalam kondisi sehat sebelum diimunisasi agar antibodinya bekerja. Imunisasi adalah pemberian virus, bakteri, atau bagian dari bakteri ke dalam tubuh untuk membentuk antibodi (kekebalan). Jika anak sakit dimasuki kuman atau virus lain dalam vaksin, maka kerja tubuh menjadi berat dan kekebalannya tidak tinggi.
“Kalau hanya batuk pilek sedikit atau diare sedikit tidak apa-apa diberi imunisasi, tapi jika bayi sangat rewel sebaiknya ditunda satu-dua minggu,”papar Seodjatmiko. Soedjatmiko menyarankan agar orangtua memberitahukan pada dokter atau petugas imunisasi jika vaksin terdahulu memiliki efek samping, misalnya bengkak, panas tinggi atau kejang.
Sesudah imunisasi
Menurut Seodjatmiko, setiap vaksin memiliki reaksi berbeda-beda, tergantung pada penyimpanan vaksin dan sensitivitas tiap anak. Berikut reaksi yang mungkin timbul setelah anak diimunisasi dan bagaimana solusinya.
BCG
Setelah 4-6 minggu di tempat bekas suntikan akan timbul bisul kecil yang akan pecah, bentuknya seperti koreng. Reaksi ini merupakan normal. Namun jika koreng membesar dan timbul kelenjar pada ketiak atau lipatan paha, sebaiknya anak segera dibawa kembali ke dokter. Untuk mengatasi pembengkakan, kompres bekas suntikan dengan cairan antiseptik.
DPT
Reaksi lokal yang mungkin timbul adalah rasa nyeri, merah dan bengkak selama satu-dua hari di bekas suntikan. Untuk mengatasinya beri kompres hangat. Sedangkan reaksi umumnya antara lain demam dan agak rewel. Berikan si kecil obat penurun panas dan banyak minum ASI.
Kini sudah ada vaksin DPT yang tidak menimbulkan reaksi apapun, baik lokal maupun umum, yakni vaksin DtaP (diphtheria, tetanus, acellullar pertussis), sayangnya hariga vaksin ini jauh lebih mahal dari vaksin DPT.
Campak
5-12 hari setelah anak mendapat imunisasi campak, biasanya anak akan demam dan timbul bintik merah halus di kulit. Para ibu tidak perlu mengkhawatirkan reaksi ini karena ini sangat normal dan akan hilang dengan sendirinya.
MMR (Mumps, Morbilli, Rubella)
Reaksi dari vaksin ini biasanya baru muncul tiga minggu kemudian, berupa bengkak di kelenjar belakang telinga. Untuk mengatasinya, berikan anak obat penghilang nyeri.
Orangtua yang membawa anaknya untuk diimunisasi dianjurkan untuk tidak langsung pulang, melainkan menunggu selama 15 menit setelah anak diimunisasi, sehingga jika timbul suatu reaksi bisa langsung ditangani.
Bagaimana jika orangtua lupa pada jadwal vaksinasi anak? Menurut Soedjatmiko hal itu tidak menjadi masalah dan tidak perlu mengulang vaksin dari awal. “Tidak ada itu istilah hangus. Sel-sel memori dalam tubuh mampu mengingat dan akan merangsang kekebalan bila diberikan imunisasi berikutnya,” katanya. Untuk mengejar ketinggalan, dokter biasanya akan memberi vaksin kombinasi.
Meskipun seorang anak sudah mendapatkan imunisasi secara lengkap, bukan berarti ia tidak akan tertular penyakit, namun penyakitnya lebih ringan dan tidak terlalu berbahaya. “Dampak dari penyakitnya lebih ringan, kemungkinan meninggal, cacat dan lumpuh juga bisa dihindari,”kata dokter yang juga menjadi Satgas Imunisasi PP IDAI ini.
Pilihan memang ada di tangan orangtua, tetapi bagaimanapun tugas orangtua adalah untuk melindungi anaknya, dan imunisasi adalah cara yang penting untuk mencegah si kecil dari serangan penyakit. Bukankah mencegah lebih baik dari mengobati?

PUSKESMAS SEBAGAI AGEN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

Posted: 13 Apr 2010 05:53 AM PDT
Lebih dari tiga dasawarsa Republik Indonesia mencoba berupaya menyelesaikan persoalan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat. Pemerintah dalam hal ini Departemen Kesehatan R.I telah mengembangkan berbagai inovasi strategi peningkatan pelayanan kesehatan yang lebih efektif, efisien dan terpadu. Gagasan-gagasan baru untuk menyelesaikan berbagai persoalan pelayanan kesehatan dicoba namun demikian faktanya adalah kualitas pelayanan kesehatan di Negara Indonesia masih jauh jika dibandingkan dengan Negara tetangga. Berbicara mengenai data kesehatan agak membuat kita miris ketika ada temuan bahwa negara kita menduduki peringkat atas dalam hal jumlah kematian bayi diantara anggota SEAMIC (Sout East Asia Medical Center). Sebagian masyarakat masih mempunyai kesulitan dalam memperoleh derajat pelayanan kesehatan yang optimal.

Desentralisasi permasalahan kesehatan di tingkat nasional ke daerah merupakan inovasi yang patut disambut dengan baik untuk menanggulangi berbagai masalah kesehatan seperti disparitas pelayanan kesehatan yang masih tinggi, rendahnya kualitas kesehatan penduduk miskin, rendahnya kondisi kesehatan lingkungan, birokratisasi pelayanan Puskesmas, dan minimnya kesadaran masyarakat untuk terlibat dalam mewujudkan visi Indonesia Sehat 2010, dibutuhkan strategi pengorganisasian komunitas yang terpadu.

Puskesmas sebagai unit pelayanan kesehatan yang terinstitusionalisasi mempunyai kewenangan yang besar dalam mencipta inovasi model pelayanan kesehatan di aras basis. Untuk itu dibutuhkan komitmen dan kemauan untuk meningkatkan/meratakan kualitas dan kuantitas pelayanan kesehatan dengan melakukan revitalisasi sistem kesehatan dasar dengan memperluas jaringan yang efektif dan efisien di Puskesmas, peningkatan jumlah dan kualitas tenaga kesehatan/revitalisasi kader PKK, pembentukan standar pelayanan kesehatan minimum untuk kinerja sistem kesehatan yang komprehensif, serta memperbaiki sistem informasi pada semua tingkatan pemerintah.

Fungsi Puskesmas terdiri dari tiga yaitu sebagai pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan masyarakat dan keluarga dalam pembangunan kesehatan dan pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama. Dari fungsi Puskesmas ini jelas peran Puskesmas bukan saja persoalan teknis medis tetapi juga bagaimana keterampilan sumber daya manusia yang mampu mengorganisir modal sosial yang ada di masyarakat. Fungsi dan peran Puskesmas sebagai lembaga kesehatan yang menjangkau masyarakat di wilayah terkecil membutuhkan strategi dalam hal pengorganisasian masyarakat untuk terlibat dalam penyelenggaraan kesehatan secara mandiri.

PEMBAHASAN

Revitalisasi Puskesmas melalui strategi pengorganisasian masyarakat mempunyai misi untuk mengoptimalkan fungsi dan kinerja Puskesmas terutama dalam penyelenggaraan upaya kesehatan perorangan maupun upaya kesehatan masyarakat di aras komunitas basis. Sumber daya manusia yang ada di Puskesmas selain menguasai teknis mengenai penanganan permasalahan kesehatan sebaiknya juga dibekali dengan penguasaan keterampilan untuk melakukan pengorganisasian komunitas.

Pengorganisasian masyarakat merupakan proses untuk membangun kekuatan komunitas dengan melibatkan anggota masyarakat sebanyak mungkin melalui proses menemukan modal sosial, problematika, merumuskan alternatif pemecahan masalah –dalam hal ini kesehatan- serta membangun institusi sosial yang demokratis, berdasarkan aspirasi, keinginan, kekuatan dan potensi yang tumbuh dalam komunitas. Tujuan proses pengorganisasian komunitas dalam merevitalisasi peran Puskesmas antara lain:
Membangun kekuatan masyarakat: Pengorganisasian masyarakat bertujuan untuk mendorong secara efektif modal sosial masyarakat agar mempunyai kekuatan untuk menyelesaikan permasalahan dalam hal kesehatan secara mandiri. Melalui proses pengorganisasian, masyarakat diharapkan mampu belajar untuk menyelesaikan ketidakberdayaannya dan mengembangkan potensinya dalam mengontrol kesehatan lingkungannya dan memulai untuk menentukan sendiri upaya-upaya strategis di masa depan;
Memperkokoh kekuatan komunitas basis: Pengorganisasian masyarakat bertujuan untuk membangun dan menjaga keberlanjutan kelompok-kelompok kesehatan (Posyandu, Polindes, Dokter Kecil dan lainnya) yang kokoh yang dapat memberikan pelayanan terhadap permasalahan-permasalahan dan memfasilitasi aspirasi tentang permasalahan kesehatan di aras komunitas basis. Organisasi di aras komunitas dapat menjamin tingkat partisipasi, pada saat bersamaan, mengembangkan dan memperjumpakan dengan organisasi atau kelompok lain untuk semakin memperkokoh kekuatan komunitas;
Membangun aliansi: Puskesmas dan kelompok kesehatan di aras komunitas harus membangun dan tergabung dalam aliansi-aliansi strategis untuk menambah proses pembelajaran dan menambah kekuatan diri.

Adapun langkah yang menjadi kompas dalam melakukan pengorganisasian kesehatan di masyarakat antara lain:

1. INTEGRASI- Sebuah proses dimana seorang penggerak kesehatan masyarakat terlibat bersama di aras komunitas dan menjalin komunikasi serta relasi dengan cara belajar dari budaya yang berkembang di masyarakat. Akan lebih baik jika seorang penggerak kesehatan masyarakat tinggal bersama dengan komunitas untuk membangun kepercayaan dan mempelajari segala potensi dan permasalahan yang dihadapi oleh komunitas;

2. INVESTIGASI MODAL SOSIAL MASYARAKAT- Investigasi modal sosial merupakan sebuah proses pembelajaran dan analisa yang sistematis mengenai struktur sosial-budaya dan kekuatan atau potensi yang terdapat di target masyarakat yang diorganisir. Dari proses ini diharapkan menghasilkan data terolah yang mampu menggambarkan potret masyarakat yang diorganisir misalnya seperti community leader (pemimpin lokal di aras komunitas basis), potensi kelompok swadaya, tingkat kesehatan, dan lainnya;

3. MEMBANGUN RENCANA DAN STRATEGI- Perencanaan merupakan sebuah proses untuk mengidentifikasi tujuan dan menterjemahkan tujuan tersebut ke dalam kegiatan yang nyata/konkrit dan spesifik. Perencanaan akhir dan pengambilan keputusan akhir dilakukan oleh komunitas yang diorganisir;

4. GROUNDWORK: Proses penajaman dari langkah pengorganisasian, merupakan proses dialogis dan transformatif. Pendekatan yang dilakukan bukan lagi orang per orang tetapi sudah dengan melakukan kelompok-kelompok kecil dengan melakukan dialog mengenai pandangan, impian, analisis, kepercayaan, perilaku yang berkaitan dengan isu/persoalan yang dikeluhkan oleh komunitas. Proses ini bertujuan untuk memastikan keterlibatan kelompok dalam melakukan analisa, pemecahan masalah, dan aksi bersama untuk memecahkan permasalahan tersebut.

5. RAPAT-RAPAT- Mencari tahu budaya, sejarah, kondisi ekonomi, lingkungan, pemimpin lokal, aktivitas formal dan informal, dalam komunitas. Perjumpaan dengan kelompok besar di aras komunitas dilakukan juga untuk mendiskusikan secara formal mengenai isu yang akan dipecahkan bersama;

6. ROLE PLAY: Merupakan sebuah proses dimana anggota kelompok di aras komunitas melakukan simulasi peran melalui dialog, diskusi, lobi, negosiasi, atau bahkan advokasi dalam sebuah studi kasus terkait dengan isu kesehatan yang menjadi permasalahan. Berbagai skenario sebaiknya didesain sehingga memberikan proses pembelajaran bagi komunitas dalam proses penyelesaian masalah;

7. MOBILISASI- Merupakan sebuah langkah aksi dari komunitas untuk mencoba menyelesaikan permasalahan yang muncul. Bekaitan dengan isu yang diangkat mungkin ini bisa berupa negosiasi dan atau dialog disertai dengan tip dan trik yang telah dipersiapkan. Terkait dengan permasalahan ini bisa berupa tindakan mobilisasi anggota dalam komunitas untuk berpartisipasi dalam memulai kegiatan-kegiatan yang dapat menyelesaikan permasalahan mereka. Misalnya kampanye operasi jentik nyamuk, orasi kesehatan dan lainnya;

8. EVALUASI- Sebuah proses dimana anggota kelompok kesehatan mempunyai keterampilan untuk menilai tentang proses pembelajaran apa yang mereka dapat dari serangkaian kegiatan yang dilakukan, apa yang tidak diraih terkait dengan indikator/hasil yang ditetapkan dalam perencanaan, apa kelebihan dan kelemahan dari proses pelaksanaan aksi yang telah dilakukan dan bagaimana cara meminimalkan segala kelemahan dan kesalahan yang telah dilakukan;

9. REFLEKSI- Sebuah langkah yang seringkali dianggap sepele tetapi disinilah kekuatan spirit sebuah gerakan dalam proses pengorganisasian. Proses refleksi adalah sebuah proses dimana dimensi rasa lebih mengutama untuk kemudian mendorong proses kesadaran diri dari anggota kelompok dalam komunitas. Dalam refleksi, proses pencerahan apa yang terjadi di masing-masing anggota kelompok di aras komunitas dibagikan berdasarkan pengalaman mereka ketika melakukan aksi;

10. PELEMBAGAAN KELOMPOK KESEHATAN- tujuan dari pengorganisasian kesehatan komunitas salah satunya adalah membangun organisasi rakyat yang kokoh sehingga mampu menjadi media yang dapat menjembatani segala persoalan dan aspirasi yang ada di aras komunitas. Proses untuk menentukan pemimpin organisasi, peran-peran dalam organisasi disepati secara demokratis. Demikian juga budaya organisasi dan kesiapan manajemen juga diinisiasi untuk menjamin keberlanjutan organisasi.

KESIMPULAN DAN SARAN

Revitalisasi Puskesmas untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui strategi pengorganisasian komunitas dilakukan untuk memberdayakan masyarakat dalam hal penyelesaian masalah kesehatan di aras komunitas basis. Selain itu juga mendorong potensi masyarakat di aras komunitas basis agar dapat mengatasi masalah-masalah kesehatan dengan penekanan pencegahan penyakit melalui keswadayaan yang berkelanjutan dan kontekstual dengan kebutuhan lokal. Secara skematis dapat dilihat di gambar berikut: Strategi komunitas secara khusus dilakukan untuk melibatkan secara aktif dinamika masyarakat untuk mencegah dan mengatasi faktor risiko potensial penyakit menular maupun tidak menular. Selain itu juga menciptakan agen dengan membentuk kelompok-kelompok kerja masyarakat yang peduli kesehatan dengan PKK desa sebagai penggerak dan LSM/ KSM/ LPM sebagai pendamping.


SUMBER: http://ichbin-iznha.blogspot.com/

Profil Data Diri

Nama: Helida Hatta

Riwayat Pendidikan : TK Pertiwi Ta'juncu
                                        SD Negeri 35 Ta'juncu
                                        SMP Negeri 1 Donri-Donri
                                        SMA Negeri 1 Watansoppeng
                                        Program S1 Ilmu Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat Unhas Makassar
Pekerjaan: Mahasiswi
Hobi: Menyanyi, dengar musik, baca novel, nonton film.
Alamat: BTP Blok H No. 761
No. Hp: 085696686501


Kamis, 17 November 2011

ANALISIS KARBOHIDRAT


A.    Uji Pengenalan Karbohidrat
1.      Uji Molish
       Pada uji Molisch ini bertujuan untuk membuktikan adanya karbohdirat secara kualitatif. Dimana adanya kandungan karbohidrat dalam suatu bahan makanan dapat dilihat dengan terbentuknya cincin berwarna ungu pada batas antara kedua lapisan dalam larutan  yang telah diujikan. Hal ini dikarenakan karbohidrat oleh asam anorganik pekat akan dihidrolisis menjadi monosakarida. Dehidrasi monosakarida jenis pentosa oleh asam sulfat pekat menjadi furfural dan golongan heksosa menghasilkan hidroksi-metilfurfural. Pereaksi Molisch yang terdiri atas α-naftol dalam alcohol akan bereaksi dengan furfural membentuk senyawa kompleks berwarna ungu tersebut. Pada amilum, dekstrin dan glukosa yang diuji oleh kami, terbukti adanya karbohidrat dalam zat tersebut. Hal ini ditandai dengan adanya cincin ungu pada lapisan larutannya. Pertama kali dilakukan reaksi antara larutan uji dan pereaksi Molisch, terbentuk warna yang agak keruh disertai dengan munculnya endapan kecil pada bagian atas. Kemudian direaksikan dengan H2SO4 pekat dan terbentuklah cincin lapisan berwarna ungu pada ketiga larutan uji ini.  Adapun reaksi yang terjadi pada percobaan ini yaitu:
              CHO
               I
        H –  C – OH
                I                                                                       O
        H –  C – OH   +  H2SO4 pekat                    II         
                I                                                                   – C –H
        H –  C – OH                                                         
                I                                                     (furfural)
                CH2OH
            (pentosa)

                                            Cincin warna ungu
                                           OH

CHO                                (heksosa)               
                I
        H –  C – OH
                I                                                                                O
        H –  C – OH   +  H2SO4 pekat                                         II          +
                I                                                      H2C–          -– C –H
        H –  C – OH                                                           I              
                I                                                         OH
  H –  C – OH
          I
                                  CH2OH                          (5-hidroksimetilfurfural)
              
                                                   Cincin warna ungu

                 OH
(α-naftol)
2.      Uji iodium
       Uji Iodium bertujuan untuk membuktikan adanya polisakarida (amilum, glikogen, dan dekstrin). Dari Sembilan larutan uji yang direaksikan, hanya dua yang merupakan polisakarida yaitu amilum dan dekstrin, sedangkan yang bukan termasuk dalam polisakarida yaitu sukrosa, laktosa, malktosa, galaktosa, glukosa, fruktosa dan arabinosa. Pada uji ini, digunakan larutan iodium dikarenakan polisakarida dengan penambahan iodium akan membentuk kompleks adsorpsi berwarna yang spesifik. Dari hal ini pulalah nampak dengan jelas perbedaan antara karbohidrat yang tergolongan polisakarida dan bukan polisakarida. Oleh karena itu diperoleh hasil, amilum atau pati dengan penambahan iodium menghasilkan warna biru, dekstrin menghasilkan warna merah anggur dan tujuh larutan uji yang disebut sebelumnya berwarna kuning yang membuktikan bahwa larutan tersebut bukan golongan polisakarida.


3.      Uji Benedict
      Tujuan dari uji Benedict yaitu untuk membuktikan adanya gula reduksi. Pereaksi Benedict berupa larutan yang mengandung kuprisulfat, natrium karbonat dan natrium sitrat. Rasa manis dari gula disebabkan oleh gugus hidroksilnya. Kebanyakan monosakarida dan disakarida, kecuali sukrosa adalah gula pereduksi (sesuai dengan hasil percobaan). Sifat mereduksi disebabkan oleh adanya gugus aldehida atau keton bebas dalam molekulnya. Dalam percobaan yang dilakukan adanya gula pereduksi dalam suatu larutan ditandai dengan terbentuknya endapan merah bata pada larutan. Endapan itu dibentuk melalui reaksi Ion Cu+2 dalam suasana alkalis(basa) akan direduksi oleh gula yang mempunyai gugus aldehida atau keton bebas menjadi Cu+, yang mengendap sebagai Cu2O yang berwarna merah bata. Pada percobaan ini, larutan diuji pada suasana alkalis (basa) karena adanya sifat basa yang dimilki oleh pereaksi Benedict, yang mengandung senyawa natriumkarbonat yang memiliki sifat basa . Adapun reaksi yang berlangsung pada percobaan ini, yaitu:
        O                                                            C
        R        C    OH  +  Cu2 + 2OH                      R   C     OH  +  Cu2O(s)  +  H2O 
       Gula reduksi                                kalor                         merah bata
4.      Uji Barfoed
       Uji Barfoed ini bertujuan untuk membedakan antara monosakarida dan disakarida. Pereaksi ini terdiri atas larutan kupriasetat dan asam asetat dalam air,  Reaksi positif pada uji ini ditandai dengan terbentuknya endapan Cu2O berwarna merah bata apabila larutan tersebut merupakan monosakarida sedangkan golongan disakarida menghasilkan warna selain merah bata. Hal ini disebabkan karena gula reduksi monosakarida lebih cepat mereduksi ion Cu+2 (dari pereaksi barfoed) dalam suasana asam dibanding dengan disakarida. Pada percobaan ini, larutan diuji pada suasana asam  karena adanya asam asetat yang bersifat asam yang terkandung dalam pereaksi barfoed. Adapun reaksinya,
        O                                       O
       II Cu-asetat             II
R – C – OH      kalor         R–C–OH + CU2O(S)   +  CH3COOH
(D-glukosa)                                           merah bata
5.      Uji Seliwanoff
       Tujuan dari uji ini yaitu membuktikan adanya ketosa (fruktosa) dalam suatu bahan makanan. Hasil positif pada uji ini ditandai dengan terbentuknya warna orange pada larutan yang diujikan dan itu terbukti pada larutan fruktosa. Hal ini dapat terjadi karena adanya dehidrasi fruktosa oleh HCl pekat menghasilkan hidroksifurfural dan dengan penambahan resorsinol akan mengalami kondensasi membentuk senyawa kompleks berwarna merah orange tersebut. Sedangkan hasil negatif pada larutan-larutan yang diujikan ditandai dengan pembentukan warna diluar warna merah orange seperti warna kuning bening pada Sukrosa, galaktosa, glukosa dan arabinosa masing-masing dalam larutan 1%. Pada percobaan ini, dengan pemanasan yang berlebih sukrosa menujjukkan hasil yang positif, hal ini karena apabila dipanaskan terlalu lama sukrosa akan terhidrolisis menghasilkan fruktosa dan glukosa. Fruktosa apabila bereaksi dengan pereaksi Seliwanoff akan diubah menjadi hidroksi-metilfurfural yang selanjutnya bereaksi dengan resorsinol membentuk senyawa yang berwarna orange. Reaksi yang terjadi pada percobaan ini, yaitu:
                  o
 HOH                                OH      +HCl                                    O        +                                   merah orange
       H      H             OH                            CH2         O             C     H      OH                              OH                                                                                                
             OH                 CH2O                       OH                                              (resorsinol)
6.      Uji Osazon
      Tujuan dari uji ini, yaitu untuk membedakan bermacam-macam karbohidrat dari gambar kristalnya. Pada uji ini saat sukrosa dan glukosa direaksikan dengan fenilhidrazin-hidroklorida dan Kristal natrium asetat serta dipanaskan tidak memperlihatkan adanya kristl yang terbentuk, namun pada larutan galaktosa serta maltose terdapat Kristal meskipun hanya sedikit dan terlihat di bawah mikroskop. Hal ini sesuai dengan teori bahwa  Osazon dari disakarida larut dalam air mendidih dan terbentuk kembali bila didinginkan. Namun sukrosa tidak membentuk osazon  karena gugus aldehida atau keton yang terikat pada monomernya sudah tidak bebas. Sebaliknya  osazon monosakarida tidak larut dalam air mendidih.
7.      Uji Asam Musat
       Uji asam musat yang bertujuan untuk membedakan antara glukosa dan galaktosa ini memiliki hasil yang disertai dengan gambar Kristal karbohidrat yang diamati melalui mikroskop. Dari hasil percobaan yang didapatkan laktosa dan galaktosa larut dalam asam musat sedangkan glukosa dan sukrosa tidak larut dalam asam musat. Hal ini dikarenakan pada proses oksidasi oleh asam nitrat pekat dan dalam keadaan panas galaktosa menghasilkan asam musat yang kurang larut dalam air bila dibandingkan dengan asam sakarat yang dihasilkan oleh oksidasi glukosa. Begitupun pada sukrosa, yang juga hanya menghasilkan asam sakarat, yang berasal dari glukosa yang dikandungnya. Seperti yang dikethui, bilamana sukrosa dihidrolisis akan terurai menjadi glukosa dan fruktosa. Pembentukan asam musat ini dapat dijadikan cara identifikasi galaktosa tadi, karena Kristal asam musat mudah dimurnikan dan diketahui bentuk Kristal maupun titik leburnya. Hasil positif pada uji ini ditandai dengan Kristal yang diamati di bawah mikroskop yang tidak terlalu rapat atau renggang apabila dibandingkan dengan glukosa yang struktur kristalnya rapat, sehingga membuktikan hasil negatif.
B.     Hidrolisis Karbohidrat
1.      Hidrolisis Pati
       Adapun tujuan dari hidrolisis pati yaitu mengidentifikasi hasil hidrolisis amilum (pati). Pati merupakan polisakarida yang terdapat pada sebagian besar tanaman. Pada hasil uji iodium yang diperoleh, pada menit ketiga menghasilkan warna biru kehitaman, menit keenam menghasilkan warna kemerahan, menit kesembilan dengan warna kuning coklat sedangkan pada menit keduabelas menghasilkan warna kuning coklat. Hal ini terjadi karena Pati terbagi menjadi dua fraksi yang dapat dipisahkan dengan air panas. Fraksi terlarut disebut Amilosa (± 20%), dengan struktur makromolekul linear yang dengan iodium memberikan warna biru. Sebaliknya, fraksi yang tidak larut disebut Amilopektin (± 80%) dengan struktur bercabang. Dengan penambahan iodium, fraksi memberikan warna ungu sampai merah. Pati dalam suasana asam bila dipanaskan akan terhidrolisis menjadi senyawa-senyawa yang lebih sederhana. Hasil hidrolisis dapat diuji dengan iodium dan menghasilkan warna sampai tidak berwarna. Pada hasil hidrolisis pati dengan iodium yang sesungguhnya, tidak ada kesesuaian antara waktu hidrolisis dan warna iodium yang terbentuk, hal ini dikarenakan kesalahan-kesalahan tak terduga yang terjadi selama praktikum berlangsung. Namun, hasil akhir hidrolisis ditegaskan dengan uji Benedict, yang akan membentuk endapan warna merah bata. Sebelum ditegaskan dengan uji benedict, larutan dinetralkan dengan NaOH, dan diuji dengan menggunakan kertas lakmus. Fungsi kertas lakmus disini yaitu untuk mengetahui apakah larutan tersebut sudah bersifat basa. Karena nantinya akan dilakukan uji  benedict.

2.      Hidrolisis Sukrosa
       Tujuan dari hidrolisis sukrosa ini adalah mengidentifikasi hasil hirolisis sukrosa. Sebelum dihidrolisis, sukrosa dengan penambahan Benedict menghasilkan warna biru, sukrosa dengan penambahan Seliwanoff menghasilkan warna bening orange dan dengan pereaksi Barfoed menghasilkan warna biru muda. Namun setelah hidrolisis, sukrosa dengan penambahan Benedict menghasilkan warna merah bata sedangkan penambahan dengan pereaksi Seliwanoff dan Barfoed tidak mengalami perubahan. Hal ini disebabkan karena sukrosa oleh HCl dalam keadaan panas akan terhidrolisis, lalu menghasilkan glukosa dan fruktosa. Hal ini menyebabkan uji Benedict dan Seliwanoff yang sebelum hidrolisis memberikan hasil negatif menjadi positif. Uji Barfoed menjadi positif pula dan menunjukkan bahwa hidrolisis sukrosa menghasilkan monosakarida. Reaksi dari percobaan ini, yaitu:
+ HCl
SUKROSA                            GLUKOSA    +     FRUKTOSA
(disakarida)                           (monosakarida)          (monosakarida)