Kamis, 17 November 2011

ANALISIS KARBOHIDRAT


A.    Uji Pengenalan Karbohidrat
1.      Uji Molish
       Pada uji Molisch ini bertujuan untuk membuktikan adanya karbohdirat secara kualitatif. Dimana adanya kandungan karbohidrat dalam suatu bahan makanan dapat dilihat dengan terbentuknya cincin berwarna ungu pada batas antara kedua lapisan dalam larutan  yang telah diujikan. Hal ini dikarenakan karbohidrat oleh asam anorganik pekat akan dihidrolisis menjadi monosakarida. Dehidrasi monosakarida jenis pentosa oleh asam sulfat pekat menjadi furfural dan golongan heksosa menghasilkan hidroksi-metilfurfural. Pereaksi Molisch yang terdiri atas α-naftol dalam alcohol akan bereaksi dengan furfural membentuk senyawa kompleks berwarna ungu tersebut. Pada amilum, dekstrin dan glukosa yang diuji oleh kami, terbukti adanya karbohidrat dalam zat tersebut. Hal ini ditandai dengan adanya cincin ungu pada lapisan larutannya. Pertama kali dilakukan reaksi antara larutan uji dan pereaksi Molisch, terbentuk warna yang agak keruh disertai dengan munculnya endapan kecil pada bagian atas. Kemudian direaksikan dengan H2SO4 pekat dan terbentuklah cincin lapisan berwarna ungu pada ketiga larutan uji ini.  Adapun reaksi yang terjadi pada percobaan ini yaitu:
              CHO
               I
        H –  C – OH
                I                                                                       O
        H –  C – OH   +  H2SO4 pekat                    II         
                I                                                                   – C –H
        H –  C – OH                                                         
                I                                                     (furfural)
                CH2OH
            (pentosa)

                                            Cincin warna ungu
                                           OH

CHO                                (heksosa)               
                I
        H –  C – OH
                I                                                                                O
        H –  C – OH   +  H2SO4 pekat                                         II          +
                I                                                      H2C–          -– C –H
        H –  C – OH                                                           I              
                I                                                         OH
  H –  C – OH
          I
                                  CH2OH                          (5-hidroksimetilfurfural)
              
                                                   Cincin warna ungu

                 OH
(α-naftol)
2.      Uji iodium
       Uji Iodium bertujuan untuk membuktikan adanya polisakarida (amilum, glikogen, dan dekstrin). Dari Sembilan larutan uji yang direaksikan, hanya dua yang merupakan polisakarida yaitu amilum dan dekstrin, sedangkan yang bukan termasuk dalam polisakarida yaitu sukrosa, laktosa, malktosa, galaktosa, glukosa, fruktosa dan arabinosa. Pada uji ini, digunakan larutan iodium dikarenakan polisakarida dengan penambahan iodium akan membentuk kompleks adsorpsi berwarna yang spesifik. Dari hal ini pulalah nampak dengan jelas perbedaan antara karbohidrat yang tergolongan polisakarida dan bukan polisakarida. Oleh karena itu diperoleh hasil, amilum atau pati dengan penambahan iodium menghasilkan warna biru, dekstrin menghasilkan warna merah anggur dan tujuh larutan uji yang disebut sebelumnya berwarna kuning yang membuktikan bahwa larutan tersebut bukan golongan polisakarida.


3.      Uji Benedict
      Tujuan dari uji Benedict yaitu untuk membuktikan adanya gula reduksi. Pereaksi Benedict berupa larutan yang mengandung kuprisulfat, natrium karbonat dan natrium sitrat. Rasa manis dari gula disebabkan oleh gugus hidroksilnya. Kebanyakan monosakarida dan disakarida, kecuali sukrosa adalah gula pereduksi (sesuai dengan hasil percobaan). Sifat mereduksi disebabkan oleh adanya gugus aldehida atau keton bebas dalam molekulnya. Dalam percobaan yang dilakukan adanya gula pereduksi dalam suatu larutan ditandai dengan terbentuknya endapan merah bata pada larutan. Endapan itu dibentuk melalui reaksi Ion Cu+2 dalam suasana alkalis(basa) akan direduksi oleh gula yang mempunyai gugus aldehida atau keton bebas menjadi Cu+, yang mengendap sebagai Cu2O yang berwarna merah bata. Pada percobaan ini, larutan diuji pada suasana alkalis (basa) karena adanya sifat basa yang dimilki oleh pereaksi Benedict, yang mengandung senyawa natriumkarbonat yang memiliki sifat basa . Adapun reaksi yang berlangsung pada percobaan ini, yaitu:
        O                                                            C
        R        C    OH  +  Cu2 + 2OH                      R   C     OH  +  Cu2O(s)  +  H2O 
       Gula reduksi                                kalor                         merah bata
4.      Uji Barfoed
       Uji Barfoed ini bertujuan untuk membedakan antara monosakarida dan disakarida. Pereaksi ini terdiri atas larutan kupriasetat dan asam asetat dalam air,  Reaksi positif pada uji ini ditandai dengan terbentuknya endapan Cu2O berwarna merah bata apabila larutan tersebut merupakan monosakarida sedangkan golongan disakarida menghasilkan warna selain merah bata. Hal ini disebabkan karena gula reduksi monosakarida lebih cepat mereduksi ion Cu+2 (dari pereaksi barfoed) dalam suasana asam dibanding dengan disakarida. Pada percobaan ini, larutan diuji pada suasana asam  karena adanya asam asetat yang bersifat asam yang terkandung dalam pereaksi barfoed. Adapun reaksinya,
        O                                       O
       II Cu-asetat             II
R – C – OH      kalor         R–C–OH + CU2O(S)   +  CH3COOH
(D-glukosa)                                           merah bata
5.      Uji Seliwanoff
       Tujuan dari uji ini yaitu membuktikan adanya ketosa (fruktosa) dalam suatu bahan makanan. Hasil positif pada uji ini ditandai dengan terbentuknya warna orange pada larutan yang diujikan dan itu terbukti pada larutan fruktosa. Hal ini dapat terjadi karena adanya dehidrasi fruktosa oleh HCl pekat menghasilkan hidroksifurfural dan dengan penambahan resorsinol akan mengalami kondensasi membentuk senyawa kompleks berwarna merah orange tersebut. Sedangkan hasil negatif pada larutan-larutan yang diujikan ditandai dengan pembentukan warna diluar warna merah orange seperti warna kuning bening pada Sukrosa, galaktosa, glukosa dan arabinosa masing-masing dalam larutan 1%. Pada percobaan ini, dengan pemanasan yang berlebih sukrosa menujjukkan hasil yang positif, hal ini karena apabila dipanaskan terlalu lama sukrosa akan terhidrolisis menghasilkan fruktosa dan glukosa. Fruktosa apabila bereaksi dengan pereaksi Seliwanoff akan diubah menjadi hidroksi-metilfurfural yang selanjutnya bereaksi dengan resorsinol membentuk senyawa yang berwarna orange. Reaksi yang terjadi pada percobaan ini, yaitu:
                  o
 HOH                                OH      +HCl                                    O        +                                   merah orange
       H      H             OH                            CH2         O             C     H      OH                              OH                                                                                                
             OH                 CH2O                       OH                                              (resorsinol)
6.      Uji Osazon
      Tujuan dari uji ini, yaitu untuk membedakan bermacam-macam karbohidrat dari gambar kristalnya. Pada uji ini saat sukrosa dan glukosa direaksikan dengan fenilhidrazin-hidroklorida dan Kristal natrium asetat serta dipanaskan tidak memperlihatkan adanya kristl yang terbentuk, namun pada larutan galaktosa serta maltose terdapat Kristal meskipun hanya sedikit dan terlihat di bawah mikroskop. Hal ini sesuai dengan teori bahwa  Osazon dari disakarida larut dalam air mendidih dan terbentuk kembali bila didinginkan. Namun sukrosa tidak membentuk osazon  karena gugus aldehida atau keton yang terikat pada monomernya sudah tidak bebas. Sebaliknya  osazon monosakarida tidak larut dalam air mendidih.
7.      Uji Asam Musat
       Uji asam musat yang bertujuan untuk membedakan antara glukosa dan galaktosa ini memiliki hasil yang disertai dengan gambar Kristal karbohidrat yang diamati melalui mikroskop. Dari hasil percobaan yang didapatkan laktosa dan galaktosa larut dalam asam musat sedangkan glukosa dan sukrosa tidak larut dalam asam musat. Hal ini dikarenakan pada proses oksidasi oleh asam nitrat pekat dan dalam keadaan panas galaktosa menghasilkan asam musat yang kurang larut dalam air bila dibandingkan dengan asam sakarat yang dihasilkan oleh oksidasi glukosa. Begitupun pada sukrosa, yang juga hanya menghasilkan asam sakarat, yang berasal dari glukosa yang dikandungnya. Seperti yang dikethui, bilamana sukrosa dihidrolisis akan terurai menjadi glukosa dan fruktosa. Pembentukan asam musat ini dapat dijadikan cara identifikasi galaktosa tadi, karena Kristal asam musat mudah dimurnikan dan diketahui bentuk Kristal maupun titik leburnya. Hasil positif pada uji ini ditandai dengan Kristal yang diamati di bawah mikroskop yang tidak terlalu rapat atau renggang apabila dibandingkan dengan glukosa yang struktur kristalnya rapat, sehingga membuktikan hasil negatif.
B.     Hidrolisis Karbohidrat
1.      Hidrolisis Pati
       Adapun tujuan dari hidrolisis pati yaitu mengidentifikasi hasil hidrolisis amilum (pati). Pati merupakan polisakarida yang terdapat pada sebagian besar tanaman. Pada hasil uji iodium yang diperoleh, pada menit ketiga menghasilkan warna biru kehitaman, menit keenam menghasilkan warna kemerahan, menit kesembilan dengan warna kuning coklat sedangkan pada menit keduabelas menghasilkan warna kuning coklat. Hal ini terjadi karena Pati terbagi menjadi dua fraksi yang dapat dipisahkan dengan air panas. Fraksi terlarut disebut Amilosa (± 20%), dengan struktur makromolekul linear yang dengan iodium memberikan warna biru. Sebaliknya, fraksi yang tidak larut disebut Amilopektin (± 80%) dengan struktur bercabang. Dengan penambahan iodium, fraksi memberikan warna ungu sampai merah. Pati dalam suasana asam bila dipanaskan akan terhidrolisis menjadi senyawa-senyawa yang lebih sederhana. Hasil hidrolisis dapat diuji dengan iodium dan menghasilkan warna sampai tidak berwarna. Pada hasil hidrolisis pati dengan iodium yang sesungguhnya, tidak ada kesesuaian antara waktu hidrolisis dan warna iodium yang terbentuk, hal ini dikarenakan kesalahan-kesalahan tak terduga yang terjadi selama praktikum berlangsung. Namun, hasil akhir hidrolisis ditegaskan dengan uji Benedict, yang akan membentuk endapan warna merah bata. Sebelum ditegaskan dengan uji benedict, larutan dinetralkan dengan NaOH, dan diuji dengan menggunakan kertas lakmus. Fungsi kertas lakmus disini yaitu untuk mengetahui apakah larutan tersebut sudah bersifat basa. Karena nantinya akan dilakukan uji  benedict.

2.      Hidrolisis Sukrosa
       Tujuan dari hidrolisis sukrosa ini adalah mengidentifikasi hasil hirolisis sukrosa. Sebelum dihidrolisis, sukrosa dengan penambahan Benedict menghasilkan warna biru, sukrosa dengan penambahan Seliwanoff menghasilkan warna bening orange dan dengan pereaksi Barfoed menghasilkan warna biru muda. Namun setelah hidrolisis, sukrosa dengan penambahan Benedict menghasilkan warna merah bata sedangkan penambahan dengan pereaksi Seliwanoff dan Barfoed tidak mengalami perubahan. Hal ini disebabkan karena sukrosa oleh HCl dalam keadaan panas akan terhidrolisis, lalu menghasilkan glukosa dan fruktosa. Hal ini menyebabkan uji Benedict dan Seliwanoff yang sebelum hidrolisis memberikan hasil negatif menjadi positif. Uji Barfoed menjadi positif pula dan menunjukkan bahwa hidrolisis sukrosa menghasilkan monosakarida. Reaksi dari percobaan ini, yaitu:
+ HCl
SUKROSA                            GLUKOSA    +     FRUKTOSA
(disakarida)                           (monosakarida)          (monosakarida)

1 komentar:

  1. Las Vegas casino opens doors Thursday - JTM Hub
    Casino will open 당진 출장마사지 Thursday, March 경기도 출장안마 24 at 7 a.m. at the Wynn hotel's 아산 출장마사지 Encore, a luxury resort destination located on the Las Vegas 서산 출장샵 Strip. 세종특별자치 출장마사지

    BalasHapus